Thank You for Visiting

Welcome to My Journey. Don't forget to leave a comment after you read!
Your visit means a lot to me. Have a read!

Sabtu, 07 Mei 2011

Back To 2009, July 19

I'm still 16 years old, that's the pleasure of this event. Terdengar dari ruang tamu ayah sedang membicarakan sesuatu, sesuatu yang kedengarannya menyenangkan untuk didengar. Beliau pun segera memberitahu kami apa yang ingin dia sampaikan begitu kami berkumpul. Dan takjub hati ini terasa menggejolak melebihi larva panas yang akan segera tumpah sekalipun.

Yes, soon the next month we will visit an island that is very well known in this west Java, Pangandaran. Pantai yang sudah menjadi icon pariwisata di Jabar ini terletak di daerah selatan Jawa Barat, menyatu dekat dengan kawasan Ciamis, Garut, dan Banjar. Hanya saja berlokasi paling ujung. Pantai yang disuguhi ombak 'terjal' dan terkenal karena ombaknya yang ganas ini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Banyak fenomena yang mewarnai pantai ini, mulai dari hal-hal mistis yang konon masih dipercayai sebagian penduduknya sampai fenomena alam yang tak bisa dijelaskan secara realistis. 
Celetak-celetuk mengenai keindahan dari orang yang pernah mengunjungi tempat ini hanya menghiasi telingaku, tanpa ada satupun yang bisa terwujud. And then, this is it!  The visits begin!!!

Hujan yang cukup deras malam itu menemani perjalanan kami yang diawali dengan kegembiraan atas kejenuhan di kuartal tahun ini, sangat melelahkan. Seperti biasa perjalanan jauh yang menurut orang lain membosankan terasa menyenangkan bagiku, entah kenapa. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam karena disambut macet disana-sini kami pun akhirnya tiba di tujuan. Suasana menyenangkan sudah sangat terasa di awal gapura, begitu hangat menyapa kami. Waktu masih menunjukan pukul 03.00 pagi, tapi di kanan kiri masih terlihat orang-orang yang sedang bercengkrama ria, pedagang pinggiran jalan masih setia menanti pembeli yang tak kunjung membeli, dan sorak-soran kehangatan masih tertata rapi di sisi jalan. Sungguh kota yang tak pernah tidur, haha...
Tibalah kami di tempat tujuan, yah, apalagi kalau bukan sebuah beranda tempat kami melepaskan lelah. Rumah yang lumayan besar dan lega terlihat sederhana, tapi sangat menyenangkan, terbukti dari kehangatan yang seolah tak berhenti menghipnotis telinga. Tak disangka pula dapat menampung sekitar 30 orang dalam satu atap. Tak ada yang muram. Semua itu tak lepas dari sahabat baru yang ku kenal malam itu, kepribadiannya sangat menyenangkan dan friendly. Sungguh beruntungnya diriku. Jelas karena obsesiku karna tidak memiliki seorang kakak. 
Sang Fajar mulai menampakan dirinya pada pukul 06.00 pagi hari. Semua orang sibuk bergegas ke pesisir ataupun hanya sekadar berbelanja souvenir khas Pangandaran di sepanjang jalan. Gembiranya pagi itu, semua tampak berseri menikmati semua yang ada di kawasan itu. 
matahari mulai menyengat, menandakan hari telah lebih tua. Siang hari di pondok dihabiskan oleh cengkrama para 'housemates' yang beraktivitas masing-masing. Rasa toleran sesama penghuni rumah begitu jelas terasa dikala sedang berkumpul berbagi cerita di ruang tengah sambil menonton acara favorit.
Matahari semakin tenggelam, salahsatu dari kami mengajak untuk berkunjung ke pulai Pasir Putih, yang letaknya tak jauh dari pesisir pantai, namun tetap saja sulit untuk dijabah dengan walk to walk, tetap harus menggunakan perahu motor yang siap untuk disewa. Keindahan jutaan batu karang menyambut mata dari kejauhan, tampak begitu mempesona. Merupakan pulai favorit, puluhan satwa alam yang menghuni pulai terdengar riang di telinga, elok sekali. Kami habiskan waktu disini hingga Fajar mulai menyembunyikan dirinya sampai tak terlihat, semuanya tampak jelas, truly incredible sunset...
Dan hari itu ditutup dengan malam yang juga tak kalah seru apa yang kita kerjakan sehari ini. Sungguh saat yang menakjubkan, like a paradise of fun cheering celebrate their happy day. Especially as we got closer to each other chatting, telling stories to each other. Never had I felt so good and paid attention to this. Endless gratitude I prayed constantly for having known figure in a friendly and cares about each other, understand what others feel.

Satu yang kurang, minim dokumentasi, tak banyak yang bisa ku dokumentasikan. Yah seperti sayur kurang garam. But anyway, everything is amazing!!!








I offer an album that color my days pass everything....... 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar